Kamis, 26 Juli 2012

Berkilau Tak Selamanya Permata (1)



BY AZIZNAWADI
Begitu fenomenal di akhir zaman ini kemunculan da’i-da’i temporal yang sibuk berpetuah tanpa latar belakang yang memadai, dan semata-mata untuk menggapai harta dan popularitas. Tidak menguasai prinsip-prinsip agama, dan hanya mengandalkan bacaan sejumlah buku, sudah berani berftawa dan mengutip perkataan para imam tanpa referensi yang jelas. Sayangnya, banyak juga yang mau mendengarkan mereka!.
Jangan mengira mereka berhasil memikat banyak jamaah karena kehebatan yang mereka miliki. Mereka tidak mempunyai pijakan yang kokoh, bak burung yang hanya muncul tiba-tiba dan terbang setinggi-tingginya namun pada akhirnya terjatuh juga. Sudah banyak contoh para da’i yang bermunculan tiba-tiba dengan gaya-gaya memukau di minbar-minbar, stasiun-stasiun televisi, kaset-kaset, buletin-buletin, bahkan mall-mall, namun pada akhirnya menghilang begitu saja!.
Demikianlah prihatin guru besar hadits Universitas ‘Ain Syams Kairo, Prof. Dr. Muhammad Fu’ad Syakir yang konsentrasi magisternya di bidang tasawuf dan doktoralnya di bidang hadits. Setelah menguraikan keprihatinannya itu melalui majalah Tasawuf Islami Mesir edisi September 2009, ia kemudian menambahkan: “Maraknya kemunculan para da’i tak becus itu sebab paling mendasarnya ialah kelupaan umat terhadap instruksi Tuhan yang mengatakan “Bertanyalah kepada ahli dzikir jika kamu tidak mengetahui“”!.
Sependapat dengan Mufti Mesir, Dr. Ali Jum’ah ketika menyayangkan munculnya sejumlah da’i yang tidak berilmu sedikitpun dan hanya memiliki kecakapan beretorika saja. Para da’i semacam itu sama sekali tidak pantas dijadikan panutan, sebab perkara ceramah dan nasehat-menasehati, santri-santri pun banyak yang hebat. Tapi soal ilmu, hanya orang-orang pilihan saja yang dapat anugerahnya. Lihat kitab al-Mutasyaddidun karya Syaikh Ali Jum’ah, terbitan Darul Muqattam Kairo, cetakan I tahun 2011, hal. 150.
Dalam Shahih Bukhari, Saidina Ibnu Mas’ud telah mengingatkan terlebih dahulu: “Kalian sekarang hidup pada zaman dimana ahli fikihnya lebih banyak daripada ahli retorikanya. Namun akan datang suatu zaman nanti dimana ahli fikihnya sedikit dan ahli ngomong-nya sangat banyak”!. Dan kemudian terbukti oleh Ibnul Jauzi dalam kitab Talbis Iblisketika ia menyebutkan, para da’i terdahulu benar-benar memiliki ilmu yang menyelamatkan umat. Namun kini, ilmu sudah tidak penting lagi. Orang-orang lebih tertarik pada dongeng-dongeng dan lelucon-lelucon saja!.
Imam adz-Dzahabi dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala’ juga turut mengingatkan: “Terdapat sekelompok orang yang disebut ulama, padahal mereka tidak punya ilmu apapun dan tidak dapat mengantar kepada Tuhan, sebab mereka tidak mengikuti seorang syaikh. Orang-orang semacam itu bagai lalat yang sibuk berdengung saja”!. Senada dikemukakan oleh tokoh IM asal Syria yaitu Syaikh Sa’id Hawwa bahwa, da’i tulen yang sanggup memberikan petunjuk (setelah Allah dan Rasul-Nya) adalah Wali Mursyid. Para wali mursyid itu merupakan pewaris-pewaris sempurna para nabi di bidang dakwah kepada Allah Swt. sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Kahf ayat 17: “Dan barangsiapa disesatkan Allah, maka kamu tidak akan menemukan baginya seorang wali mursyid“. Lihat kitab Tarbiyatuna ar-Ruhiyyah karya Syaikh Sa’id Hawwa, terbitan perpustakaan Wahbah Kairo, cetakan V tahun 2005, hal. 217.
Berangkat dari peringatan-peringatan berharga di atas, maka waspadailah da’i-da’i tak becus yang terus bermunculan di akhir zaman ini. Jangan mudah terhipnotis oleh rayuan semu mereka, atau ideologi anda menjadi dangkal alias “Mudzabdzabina baina dzalika la ila ha’ula’ wala ila ha’ula’. Waman ydhlilillahu falan tajida lahu sabila” (QS. an-Nisa’: 143)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar