Minggu, 22 Juli 2012

"Mereka Tak Hanya Menduduki, Malah Tidur-Tiduran Di Sana..." (Abdurrahman Wahid)


Kantor Nahdlatul Ulama di Jakarta diduduki militer? Itulah berita menggegerkan yang sempat tersiar luas sampai ke cabang-cabang NU seluruh Indonesia. Bahkan, ada pengurus cabang NU di berbagai daerah yang menerima foto sepasukan marinir dan panser nongkrong di depan kantornyaAbdurrahman Wahid itu.
Jadi bagaimana nasib Gus Dur? Saat ditemui TEMPO Interaktif, Selasa (6 Agustus 1996), Gus Dur malah terkekeh-kekeh ketika ditanya kabar itu. "Kamu ini kok begitu saja mau ditulis," katanya mencoba serius. Berita itu tidak benar. Yang benar, sehari setelah kerusuhan 27 Juli 1996, banyak tentara ditugasi untuk mengamankan sepanjang jalan Salemba sampai kawasan Senen. "Lha karena Kantor Pengurus Besar NU di tengah-tengah, ke sana gampang ke sini gampang, mereka tidak hanya menduduki malah tidur-tiduran," kata Gus Dur berseloroh. "Malah sempat ngising di wc belakang," celetuknya sambil santai makan singkong.
Sehari setelah kejadian, Minggu 28 Juli, Gus Dur sengaja datang ke kantor di Jalan Kramat Raya itu. Dia khawatir karena sepanjang jalan itu ada beberapa gedung yang dibakar dan dirusak. Ternyata, banyak pasukan berbaju loreng, terutama dari kesatuan marinir yang sedang berteduh di PBNU. Begitu melihat kiai berbadan gemuk yang khas itu, maka berhamburanlah para tentara tadi menghampiri Gus Dur. Menurut kisah seorang anak buah Gus Dur, mereka selain mencium tangan Gus Dur juga menjelaskan asal-usul mereka yang kebanyakan dari Jawa Timur -- sama seperti Gus Dur yang asalnya dari Jombang. Sibuklah Gus Dur seharian itu dengan "tamu-tamu"-nya. Dia menyuruh pembantu PB NU untuk membelikan nasi bungkus buat pasukan berbaju loreng yang sudah berjaga di sana sejak pukul dua dini hari.
Kalau banyak isu dan gosip seputar Gus Dur dan kisruh PDI, itu lantaran Gus Dur memang dekat dengan Megawati Soekarnoputri. Sedianya, Gus Dur akan menjadi salah satu pembicara dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada hari Minggu 28 Juli. Sehari sebelum acara itu pecah kerusuhan dan batallah Gus Dur tampil di panggung yang sehari-hari dipakai untuk mimbar bebas itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar