Minggu, 22 Juli 2012

Gusdur dari Gus Mus


Tidak peduli kita suka bahkan cinta atau tidak suka bahkan benci kepada Gus Dur, yang saya tahu Gus Dur sangat mencintai kita. 

Gus Dur tdk pernah berhenti memikirkan kita, Memikirkan Indonesia dan bangsa Indonesia, Jarang (kalau tdk malah tdk ada) tokoh yg seberani Gus Dur dalam memperjuangkan keyakinan dan kecintAannya kpd bangsa dan negaranya.

Gus Dur bergeming dicaci-maki oleh mereka yg tidak menyukainya, Sedikit pun Gus Dur tdk sakit hati, Bahkan kpd kawan2nya yg mengutarakan jengkelnya kpd para pencaci itu, Gus Dur mengatakan, "Lho wong saya sendiri tidak jengkel, kok sampeyan jengkel...Mereka itu kan punya sudut pandang sendiri yg lain dengan kita...Kita saja jangan sampai berlebihan dengan pendapat kita hingga ikutan membenci mereka." 
Bila apa yg menurut penalaran Gus Dur benar, ia akan mengatakannya, apalagi bila menurut 'naluri' kiai2 yg ia hormati hal itu juga dibenarkan; maka Gus Dur tidak akan ragu2 menyatakannya. 
Tapi Gus Dur tidak pernah terusik dengan pendapat yg berbeda dari org lain.
Ini mungkin karena dalam lingkungannya, Gus Dur sudah terbiasa berbeda.

Saya kenal ibu beliau, ibu Nyai Wahid, yg seperti juga K.Wahid, sangat 'demokrat'.
Lihatlah pilihan-pilihan politik putera2 beliau Tak ada yg sama.
Saya juga mengenal beberapa guru Gus Dur K.Abdul Fattah Tambak Beras Jombang dan K. Ali Maksum Krapyak Yogja...Mereka rata2 adalah kiai yang memandang perbedAan sebagai hal yg fitri.

Menerima dan menghormati perbedaan, mungkin banyak yg bisa...Namun menerima dan menghormati perbedaan sekaligus tetap tidak membenci dan tetap mencintai mereka yg berbeda, pasti sulit.
Dan untuk itu, Gus Dur mampu. Lahul Faatihah...!!! (Gus Mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar